Pelajaran Hidup dari Prof Chandra
Artikel ini khusus saya tulis sebagai tanda apresiasi kepada Dosen Keuangan di Ilmu Administrasi Niaga UI, Prof. Chandra Wijaya M.Si, M.M.
Sewaktu saya kuliah dulu tepatnya di semester 6, saya mendapatkan mata kuliah Kewirausahaan Stratejik. Pada dasarnya mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang mengajarkan mahasiswa bagaimana caranya membangun dan mengelola bisnis secara praktis.
Namun, yang ingin saya bahas di sini bukan tentang apa yang saya pelajari di mata kuliah tersebut. Saya ingin menceritakan kisah dosen saya ini yang menurut saya ceritanya sangat baik untuk dijadikan pelajaran.
Sekilas, dosen saya ini memang terlihat sangat disiplin dan tegas kepada mahasiswanya. Beliau tidak segan mengatakan sesuatu yang menurut beliau tidak masuk akal. Ini dalam konteks mata kuliah ya maksudnya.
Mungkin karena beliau merupakan seorang praktisi bidang keuangan yang sudah memiliki banyak pengalaman, selain itu beliau juga adalah seorang profesor. Jadi, wajar saja bagi kami untuk menerima apa yang beliau sampaikan.
Suatu hari, di kelas mata kuliah kewirusahaan ini Prof Chandra sempat menyinggung teman saya yang bernama Vito. Saya lupa apa awal pembiacaraannya. Namun, Prof bertanya:
“Vito, kamu udah pacar belum?”
Vito pun menjawab..
“Belum Prof, nanti aja. Sukses dulu baru punya pacar.”
Berawal dari percakapan inilah pelajaran yang Prof. Chandra berikan. Beliau mengatakan kalau ingin mencari pasangan hidup, sebaiknya tidak perlu menunggu sukses atau kaya dahulu. Lebih baik bersama dengan seseorang yang memang mau menerima kita apa adanya. Baik dalam keadaan senang maupun susah.
Kata-katanya cukup mengejutkan. Saya tidak menyangka sebelumnya, dosen keuangan dengan literasi dan banyak pengalaman financial management seperti beliau ternyata memiliki pemikiran seperti itu.
Prof Chandra bercerita bahwa beliau pernah mengalami kerugian yang sangat besar dalam berinvestasi saham sebanyak 2 miliar. Pada saat itu, kerugian yang beliau alami ternyata memaksa beliau harus berutang sana-sini bahkan hingga menjual rumah untuk menutupi kerugian.
Pada saat itu, beliau sangat takut bahwa istrinya akan meninggalkan beliau. Mengingat keadaan tersebut memang merupakan keadaan yang pastinya sulit untuk siapapun yang melaluinya. Namun, Prof Chandra mengatakan bahwa istrinya tidak pernah sama sekali berpikir untuk meninggalkam beliau.
Iya, semuanya mereka lalui berdua, bersama-sama. Baik senang maupun di keadaan yang sangat sulit sekalipun.
Di balik sisi Prof Chandra yang tegas, beliau sebenarnya merupakan dosen yang sangat dermawan. Saya ingat, beberapa kali beliau menjanjikan kami sekelas untuk menonton bersama di bioskop kalau nilai kami bagus di mata kuliah Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Sehari sebelum menonton, kami sudah menghitung berapa jumlah anak satu kelas untuk kemudian membeli tiket bioskop. Sayangnya, rencana tersebut batal. Karena sejumlah uang yang sebelumnya sudah diberikan Prof Chandra akhirnya kami sumbangkan kepada korban Gempa Palu pada saat itu.
Tidak hanya itu, Prof Chandra juga pernah membelikan makanan dan minuman kepada anak-anak kelas mata kuliah perencanaan keuangan yang kebetulan pada saat itu harus melangsungkan kelas sampai malam.
Mungkin, karena kebaikan dan kedermawanannya inilah yang membantu Prof Chandra dapat melewati ujian yang sulit seperti mengalami kerugian sebesar itu. Beliau bercerita, di tengah kesulitannya beliau tiba-tiba mendapatkan telepon dari seseorang. Beliau sebenarnya tidak ingat siapa orang yang meneleponnya ini.
Namun, entah bagaimana orang tersebutlah yang akhirnya membantu Prof Chandra dapat keluar dari kesulitan yang beliau alami pada saat itu. Orang itu mengatakan alasannya membantu Prof Chandra adalah karena dahulu Ia pernah dibantu oleh dosen saya ini.
Pelajaran hidup yang sangat menarik dan dalam. Sangat mengajarkan saya bagaimana memandang suatu hubungan dan juga pentingnya berbuat baik kepada siapa pun.
Kita tidak pernah tahu siapa yang akan menolong kita di saat keadaan tersulit sekali pun. Mungkin satu-satunya yang akan menolong kita bisa jadi adalah amal kebaikan kita sendiri.